Adsense

{\rtf1\ansi\ansicpg1252 {\fonttbl\f0\fnil\fcharset0 CourierNewPSMT;} {\colortbl;\red255\green255\blue255;\red0\green0\blue0;\red255\green255\blue255;\red34\green34\blue34; } \deftab720 \itap1\trowd \taflags0 \trgaph108\trleft-108 \trbrdrt\brdrnil \trbrdrl\brdrnil \trbrdrt\brdrnil \trbrdrr\brdrnil \clvertalc \clshdrawnil \clwWidth10080\clftsWidth3 \clmart10 \clmarl10 \clmarb10 \clmarr10 \clbrdrt\brdrnil \clbrdrl\brdrnil \clbrdrb\brdrnil \clbrdrr\brdrnil \clpadt100 \clpadl100 \clpadb100 \clpadr100 \gaph\cellx8640 \pard\intbl\itap1\pardeftab720\partightenfactor0 \f0\fs24 \cf2 \cb3 \expnd0\expndtw0\kerning0 \outl0\strokewidth0 \strokec2 \uc0\u8234 \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \cell \lastrow\row}

Jumat, 14 Oktober 2011

JANGAN SALAHKAN BERSEPEDA…!

By luky affari

Menanggapi tulisan Kompas.com tertanggal 24 februari 2011 tentang Gowes ke kantor picu serangan jantung? Didalamnya tertulis bahwa pengguna sepeda memiliki risiko terbesar karena selain terpapar polusi berat, mereka juga melakukan aktivitas lain yang memicu serangan jantung, yakni berolahraga. Dari pernyataan tersebut penulis menangkap ada dua hal yang mesti diluruskan dan dijawab secara ilmiah yaitu: (1) Pesepeda terkena terpapar polusi berat, dimana polusi merupakan salah satu pemicu serangan jantung; (2) Bersepeda adalah aktivitas yang dapat memicu serangan jantung. Penulis rasa hal ini merupakan pernyataan yang keliru, dan penulis akan mencoba meluruskan bagaimana pandangan secara ilmiah. Karena penulis berkeyakinan bahwa peng-gowes yang terkena resiko serangan jantung bukan akibat dari aktivitas bersepedanya, namun harus dilihat dari factor lain: seperti pola makan yang buruk seperti makan-makanan tinggi lemak,kebiasaan merokok, aktivitas bersepedanya tidak beraturan (missal 1 bulan sekali atau lebih), intensitas kayuhannya di atas 80% denyut nadi maksimal (seperti atlet), istirahat yang kurang, stress pekerjaan, atau masalah keluarga, dan lain-lain.
Pesepeda penghirup polusi terendah
Dibanding pengendara bermotor, peng-gowes adalah penghirup polusi udara terendah. Hal ini disebabkan dalam kondisi aktivitas fisik atau olahraga system kerja paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dalam kondisi optimal untuk mengadakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Pada kondisi optimal, polutan seperti timbal, karbon monoksida yang keluar dari asap kenalpot kendaraan tidak mudah terserap ke dalam tubuh.
Kalau dipikir secara logika, bandingkan mana yang lebih beresiko tinggi penghirup polusi udara terbesar, pengendara motor atau peng-gowes? Karena pengendara motor hanya berdiam diri di atas jok motor yang bekerja hanya bagian tangannya saja. Tapi lain halnya dengan peng-gowes yang bekerja adalah seluruh tubuh yang bisa memacu dan meningkatkan kondisi fisik terutama memperkuat otot jantung, meningkatkan VO2max, dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
Bersepeda memperkuat otot jantung
Selama bersepeda, sebagian besar otot tubuh diaktifkan. Otot-otot kaki bertanggung jawab untuk gerakan mengayuh, perut dan otot punggung menstabilkan tubuh dari pengaruh eksternal, dan bahu-lengan mendukung sistem otot tubuh di setang. Hal ini dapat mengencangkan sistem otot, sehingga kuat dan mampu berfungsi secara efisien. Begitu pun otot jantung, bersepeda sangat ideal untuk melatih otot jantung menjadi lebih kuat yang mana akan menghasilkan lebih sedikit stres jantung. Semua faktor risiko yang menyebabkan serangan jantung berkurang dan bersepeda teratur mengurangi kemungkinan serangan jantung lebih dari 50%.
Kalau dilihat secara ilmu fisiologi tubuh, serangan penyakit jantung bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik seperti olahraga. Namun sebagian besar oleh pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, waktu istirahat yang kurang, dan ditambah oleh stress dalam kehidupan. Serangan jantung mendadak yang menyebabkan kematian terjadi akibat penyempitan pembuluh darah coroner yang membuat jantung tak berfungsi. Penyempitan ini terjadi karena adanya plak pada dinding pembuluh darah yang ke jantung akibat pola makan yang buruk (seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi akan lemak hewani) dan merokok.
Saat berolahraga, tubuh seseorang kekurangan cairan. Akibatnya darah dalam tubuh mengental. Kentalnya darah memicu terjadi penggumpalan darah. Kalau pembuluh darah coroner seseorang baik artinya tidak sempit, pengentalan darah tidak akan menjadi masalah. Ketika olahraga terutama olahraga berat atau seseorang dalam keadaan stress, tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah di coroner juga akan meningkat. Meningkatnya kecepatan aliran darah itu memicu terjadinya gesekan yang dapat mengiris dinding pembuluh darah. Mengakibatkan plak dalam pembuluh darah coroner pecah dan terjadi erosi. Erosi plak yang terjadi akan mendorong penggumpalan darah yang akan menyumbat aliran darah, terutama di katup jantung arteri.
Bila penyumbatan terjadi di pembuluh darah coroner atau katup jantung arteri, otot jantung akan kekurangan oksigen secara tiba-tiba. Akibatnya jantung mengalami kerusakan mendadak dan gagal memompa darah ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen juga terjadi pada aliran darah yang menuju otak. Akibatnya, korban kehilangan kesadaran.
Lain halnya pesepeda yang mempunyai pola makan yang baik, istirahat yang cukup, dan tidak merokok akan mempunyai otot jantung yang kuat, kadungan volume oksigen di paru-paru (VO2) yang banyak, dan pembuluh darah yang baik. Sehingga fungsi system kerja jantung untuk memompa darah yang membawa oksigen (O2) segar ke seluruh tubuh akan bekerja efisien dibandingkan dengan pengguna sepeda motor yang tidak melatih otot jantungnya.
Secara logika justru pengguna sepeda motor yang lebih beresiko terkena serangan jantung, karena otot jantungnya tidak terlatih dan tubuh tidak bisa menangkal polusi udara yang terhirup secara optimal.
MAKA DARI ITU “KEEP GOWES TO YOUR OFFICE”…SEMAAANGAAT….!!!

Tulisan dari teman facebook :
http://www.facebook.com/lukyyoda