Adsense

{\rtf1\ansi\ansicpg1252 {\fonttbl\f0\fnil\fcharset0 CourierNewPSMT;} {\colortbl;\red255\green255\blue255;\red0\green0\blue0;\red255\green255\blue255;\red34\green34\blue34; } \deftab720 \itap1\trowd \taflags0 \trgaph108\trleft-108 \trbrdrt\brdrnil \trbrdrl\brdrnil \trbrdrt\brdrnil \trbrdrr\brdrnil \clvertalc \clshdrawnil \clwWidth10080\clftsWidth3 \clmart10 \clmarl10 \clmarb10 \clmarr10 \clbrdrt\brdrnil \clbrdrl\brdrnil \clbrdrb\brdrnil \clbrdrr\brdrnil \clpadt100 \clpadl100 \clpadb100 \clpadr100 \gaph\cellx8640 \pard\intbl\itap1\pardeftab720\partightenfactor0 \f0\fs24 \cf2 \cb3 \expnd0\expndtw0\kerning0 \outl0\strokewidth0 \strokec2 \uc0\u8234 \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \ \uc0\u8236 \cell \lastrow\row}

Senin, 16 Desember 2013

Mengembalikan Folder Yang "Hidden" oleh Virus

Wadduh...kok Flashdisk-nya kosong...gak ada file atau folder yg tersisa, padahal dari properti kapasitas Flashdisk-nya tinggal dikit lagi....

Berikut tips untuk mengembalikan :
  1. Buka aplilkasi Notepad
  2. Copy kan point 3 di bawah
  3. Attrib -S -H *.* /s /d
  4. Simpan file Notepad ini di Flashdisk kita dengan diakhiri dengan .bat dan save as type sebagai "All Files"
  5. Coba klik file tersebeut, biarkan C-prompt beberapa saat -tergantung besar file/folder yang hilang
  6. Setelah selesai...akan tampil 1 tambahan folder tanpa nama, silahkan dibuka


Harboy-16 Des 2013

Selasa, 31 Juli 2012

L.O.V.E.

Di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam  wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.  Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan  kita,  dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Karena cinta tidak selalu harus  berwujud "bunga".



Pasteur – 20071112

Rabu, 21 Maret 2012

Tahlilan Dalam Timbangan Islam

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Qur’an dan mengutus Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai penjelas dan pembimbing untuk memahami Al Qur’an tersebut sehingga menjadi petunjuk bagi umat manusia. Semoga Allah subhanahu wata’ala mencurahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat membuka mata hati kita untuk senantiasa menerima kebenaran hakiki.

Telah kita maklumi bersama bahwa acara tahlilan merupakan upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh keumuman masyarakat Indonesia untuk memperingati hari kematian. Secara bersama-sama, berkumpul sanak keluarga, handai taulan, beserta masyarakat sekitarnya, membaca beberapa ayat Al Qur’an, dzikir-dzikir, dan disertai do’a-do’a tertentu untuk dikirimkan kepada si mayit. Karena dari sekian materi bacaannya terdapat kalimat tahlil yang diulang-ulang (ratusan kali bahkan ada yang sampai ribuan kali), maka acara tersebut dikenal dengan istilah “Tahlilan”.

Acara ini biasanya diselenggarakan setelah selesai proses penguburan (terkadang dilakukan sebelum penguburan mayit), kemudian terus berlangsung setiap hari sampai hari ketujuh. Lalu diselenggarakan kembali pada hari ke 40 dan ke 100. Untuk selanjutnya acara tersebut diadakan tiap tahun dari hari kematian si mayit, walaupun terkadang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Tidak lepas pula dalam acara tersebut penjamuan yang disajikan pada tiap kali acara diselenggarakan. Model penyajian hidangan biasanya selalu variatif, tergantung adat yang berjalan di tempat tersebut. Namun pada dasarnya menu hidangan “lebih dari sekedarnya” cenderung mirip menu hidangan yang berbau kemeriahan. Sehingga acara tersebut terkesan pesta kecil-kecilan, memang demikianlah kenyataannya.

Entah telah berapa abad lamanya acara tersebut diselenggarakan, hingga tanpa disadari menjadi suatu kelaziman. Konsekuensinya, bila ada yang tidak menyelenggarakan acara tersebut berarti telah menyalahi adat dan akibatnya ia diasingkan dari masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi acara tersebut telah membangun opini muatan hukum yaitu sunnah (baca: “wajib”) untuk dikerjakan dan sebaliknya, bid’ah (hal yang baru dan ajaib) apabila ditinggalkan.

Para pembaca, pembahasan kajian kali ini bukan dimaksudkan untuk menyerang mereka yang suka tahlilan, namun sebagai nasehat untuk kita bersama agar berpikir lebih jernih dan dewasa bahwa kita (umat Islam) memiliki pedoman baku yang telah diyakini keabsahannya yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.

Sebenarnya acara tahlilan semacam ini telah lama menjadi pro dan kontra di kalangan umat Islam. Sebagai muslim sejati yang selalu mengedepankan kebenaran, semua pro dan kontra harus dikembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Sikap seperti inilah yang sepatutnya dimiliki oleh setiap insan muslim yang benar-benar beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya. Bukankah Allah subhanahu wata’ala telah berfirman (artinya):
“Maka jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Ar Rasul (As Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu lebih utama bagi kalian dan lebih baik akibatnya.” (An Nisaa’: 59)

Historis Upacara Tahlilan
Para pembaca, kalau kita buka catatan sejarah Islam, maka acara ritual tahlilan tidak dijumpai di masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, di masa para sahabatnya ? dan para Tabi’in maupun Tabi’ut tabi’in. Bahkan acara tersebut tidak dikenal pula oleh para Imam-Imam Ahlus Sunnah seperti Al Imam Malik, Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, dan ulama lainnya yang semasa dengan mereka ataupun sesudah mereka. Lalu dari mana sejarah munculnya acara tahlilan?
Awal mula acara tersebut berasal dari upacara peribadatan (baca: selamatan) nenek moyang bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Hindu dan Budha. Upacara tersebut sebagai bentuk penghormatan dan mendo’akan orang yang telah meninggalkan dunia yang diselenggarakan pada waktu seperti halnya waktu tahlilan. Namun acara tahlilan secara praktis di lapangan berbeda dengan prosesi selamatan agama lain yaitu dengan cara mengganti dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala agama lain dengan bacaan dari Al Qur’an, maupun dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala Islam menurut mereka.
Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan merupakan adopsi (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama lain.

Tahlilan Dalam Kaca Mata Islam
Acara tahlilan –paling tidak– terfokus pada dua acara yang paling penting yaitu:

Pertama: Pembacaan beberapa ayat/ surat Al Qur’an, dzikir-dzikir dan disertai dengan do’a-do’a tertentu yang ditujukan dan dihadiahkan kepada si mayit.
Kedua: Penyajian hidangan makanan.
Dua hal di atas perlu ditinjau kembali dalam kaca mata Islam, walaupun secara historis acara tahlilan bukan berasal dari ajaran Islam.
Pada dasarnya, pihak yang membolehkan acara tahlilan, mereka tiada memiliki argumentasi (dalih) melainkan satu dalih saja yaitu istihsan (menganggap baiknya suatu amalan) dengan dalil-dalil yang umum sifatnya. Mereka berdalil dengan keumuman ayat atau hadits yang menganjurkan untuk membaca Al Qur’an, berdzikir ataupun berdoa dan menganjurkan pula untuk memuliakan tamu dengan menyajikan hidangan dengan niatan shadaqah.

1. Bacaan Al Qur’an, dzikir-dzikir, dan do’a-do’a yang ditujukan/ dihadiahkan kepada si mayit.
Memang benar Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya menganjurkan untuk membaca Al Qur’an, berdzikir dan berdoa. Namun apakah pelaksanaan membaca Al Qur’an, dzikir-dzikir, dan do’a-do’a diatur sesuai kehendak pribadi dengan menentukan cara, waktu dan jumlah tertentu (yang diistilahkan dengan acara tahlilan) tanpa merujuk praktek dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya bisa dibenarakan?
Kesempurnaan agama Islam merupakan kesepakatan umat Islam semuanya, karena memang telah dinyatakan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama Islam bagi kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian serta Aku ridha Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah: 3)

Juga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

“Tidak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al Jannah (surga) dan menjauhkan dari An Naar (neraka) kecuali telah dijelaskan kepada kalian semuanya.” (H.R Ath Thabrani)
Ayat dan hadits di atas menjelaskan suatu landasan yang agung yaitu bahwa Islam telah sempurna, tidak butuh ditambah dan dikurangi lagi. Tidak ada suatu ibadah, baik perkataan maupun perbuatan melainkan semuanya telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mendengar berita tentang pernyataan tiga orang, yang pertama menyatakan: “Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam”, yang kedua menyatakan: “Saya akan bershaum (puasa) dan tidak akan berbuka”, yang terakhir menyatakan: “Saya tidak akan menikah”, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menegur mereka, seraya berkata: “Apa urusan mereka dengan menyatakan seperti itu? Padahal saya bershaum dan saya pun berbuka, saya shalat dan saya pula tidur, dan saya menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah golonganku.” (Muttafaqun alaihi)
Para pembaca, ibadah menurut kaidah Islam tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala kecuali bila memenuhi dua syarat yaitu ikhlas kepada Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala menyatakan dalam Al Qur’an (artinya):
“Dialah Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji siapa diantara kalian yang paling baik amalnya.” (Al Mulk: 2)
Para ulama ahli tafsir menjelaskan makna “yang paling baik amalnya” ialah yang paling ikhlash dan yang paling mencocoki sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak ada seorang pun yang menyatakan shalat itu jelek atau shaum (puasa) itu jelek, bahkan keduanya merupakan ibadah mulia bila dikerjakan sesuai tuntunan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Atas dasar ini, beramal dengan dalih niat baik (istihsan) semata -seperti peristiwa tiga orang didalam hadits tersebut- tanpa mencocoki sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka amalan tersebut tertolak. Simaklah firman Allah subhanahu wata’ala (artinya): “Maukah Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”. (Al Kahfi: 103-104)
Lebih ditegaskan lagi dalam hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang beramal bukan diatas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak.” (Muttafaqun alaihi, dari lafazh Muslim)
Atas dasar ini pula lahirlah sebuah kaidah ushul fiqh yang berbunyi:

فَالأَصْلُ فَي الْعِبَادَاتِ البُطْلاَنُ حَتَّى يَقُوْمَ دَلِيْلٌ عَلَى الأَمْرِ

“Hukum asal dari suatu ibadah adalah batal, hingga terdapat dalil (argumen) yang memerintahkannya.”
Maka beribadah dengan dalil istihsan semata tidaklah dibenarkan dalam agama. Karena tidaklah suatu perkara itu teranggap baik melainkan bila Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya menganggapnya baik dan tidaklah suatu perkara itu teranggap jelek melainkan bila Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya menganggapnya jelek. Lebih menukik lagi pernyataan dari Al Imam Asy Syafi’I:

مَنِ اسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ

“Barang siapa yang menganggap baik suatu amalan (padahal tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah –pent) berarti dirinya telah menciptakan hukum syara’ (syari’at) sendiri”.
Kalau kita mau mengkaji lebih dalam madzhab Al Imam Asy Syafi’i tentang hukum bacaan Al Qur’an yang dihadiahkan kepada si mayit, beliau diantara ulama yang menyatakan bahwa pahala bacaan Al Qur’an tidak akan sampai kepada si mayit. Beliau berdalil dengan firman Allah subhanahu wata’ala (artinya):
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh (pahala) selain apa yang telah diusahakannya”. (An Najm: 39), (Lihat tafsir Ibnu Katsir 4/329).

2. Penyajian hidangan makanan.
Memang secara sepintas pula, penyajian hidangan untuk para tamu merupakan perkara yang terpuji bahkan dianjurkan sekali didalam agama Islam. Namun manakala penyajian hidangan tersebut dilakukan oleh keluarga si mayit baik untuk sajian tamu undangan tahlilan ataupun yang lainnya, maka memiliki hukum tersendiri. Bukan hanya saja tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bahkan perbuatan ini telah melanggar sunnah para sahabatnya radhiallahu ‘anhum. Jarir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu–salah seorang sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam– berkata: “Kami menganggap/ memandang kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit, serta penghidangan makanan oleh keluarga mayit merupakan bagian dari niyahah (meratapi mayit).” (H.R Ahmad, Ibnu Majah dan lainnya)

Sehingga acara berkumpul di rumah keluarga mayit dan penjamuan hidangan dari keluarga mayit termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama menurut pendapat para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan para ulama salaf. Lihatlah bagaimana fatwa salah seorang ulama salaf yaitu Al Imam Asy Syafi’i dalam masalah ini. Kami sengaja menukilkan madzhab Al Imam Asy Syafi’i, karena mayoritas kaum muslimin di Indonesia mengaku bermadzhab Syafi’i. Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata dalam salah satu kitabnya yang terkenal yaitu ‘Al Um’ (1/248): “Aku membenci acara berkumpulnya orang (di rumah keluarga mayit –pent) meskipun tidak disertai dengan tangisan. Karena hal itu akan menambah kesedihan dan memberatkan urusan mereka.” (Lihat Ahkamul Jana-iz karya Asy Syaikh Al Albani hal. 211)

Al Imam An Nawawi seorang imam besar dari madzhab Asy Syafi’i setelah menyebutkan perkataan Asy Syafi’i diatas didalam kitabnya Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab 5/279 berkata: “Ini adalah lafadz baliau dalam kitab Al Um, dan inilah yang diikuti oleh murid-murid beliau. Adapun pengarang kitab Al Muhadzdzab (Asy Syirazi) dan lainnya berargumentasi dengan argumen lain yaitu bahwa perbuatan tersebut merupakan perkara yang diada-adakan dalam agama (bid’ah –pent).

Lalu apakah pantas acara tahlilan tersebut dinisbahkan kepada madzhab Al Imam Asy Syafi’i?

Malah yang semestinya, disunnahkan bagi tetangga keluarga mayit yang menghidangkan makanan untuk keluarga mayit, supaya meringankan beban yang mereka alami. Sebagaimana bimbingan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadistnya:

اصْنَعُوا لآلِ جَعْفَرَ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ أَمْرٌ يُشْغِلُهُمْ

“Hidangkanlah makanan buat keluarga Ja’far, Karena telah datang perkara (kematian-pent) yang menyibukkan mereka.” (H.R Abu Dawud, At Tirmidzi dan lainnya)
Mudah-mudahan pembahasan ini bisa memberikan penerangan bagi semua yang menginginkan kebenaran di tengah gelapnya permasalahan. Wallahu ‘a’lam.


Sumber : http://assalafi.wordpress.com/2007/08/18/tahlilan-dalam-timbangan-islam/

Jumat, 14 Oktober 2011

JANGAN SALAHKAN BERSEPEDA…!

By luky affari

Menanggapi tulisan Kompas.com tertanggal 24 februari 2011 tentang Gowes ke kantor picu serangan jantung? Didalamnya tertulis bahwa pengguna sepeda memiliki risiko terbesar karena selain terpapar polusi berat, mereka juga melakukan aktivitas lain yang memicu serangan jantung, yakni berolahraga. Dari pernyataan tersebut penulis menangkap ada dua hal yang mesti diluruskan dan dijawab secara ilmiah yaitu: (1) Pesepeda terkena terpapar polusi berat, dimana polusi merupakan salah satu pemicu serangan jantung; (2) Bersepeda adalah aktivitas yang dapat memicu serangan jantung. Penulis rasa hal ini merupakan pernyataan yang keliru, dan penulis akan mencoba meluruskan bagaimana pandangan secara ilmiah. Karena penulis berkeyakinan bahwa peng-gowes yang terkena resiko serangan jantung bukan akibat dari aktivitas bersepedanya, namun harus dilihat dari factor lain: seperti pola makan yang buruk seperti makan-makanan tinggi lemak,kebiasaan merokok, aktivitas bersepedanya tidak beraturan (missal 1 bulan sekali atau lebih), intensitas kayuhannya di atas 80% denyut nadi maksimal (seperti atlet), istirahat yang kurang, stress pekerjaan, atau masalah keluarga, dan lain-lain.
Pesepeda penghirup polusi terendah
Dibanding pengendara bermotor, peng-gowes adalah penghirup polusi udara terendah. Hal ini disebabkan dalam kondisi aktivitas fisik atau olahraga system kerja paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dalam kondisi optimal untuk mengadakan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Pada kondisi optimal, polutan seperti timbal, karbon monoksida yang keluar dari asap kenalpot kendaraan tidak mudah terserap ke dalam tubuh.
Kalau dipikir secara logika, bandingkan mana yang lebih beresiko tinggi penghirup polusi udara terbesar, pengendara motor atau peng-gowes? Karena pengendara motor hanya berdiam diri di atas jok motor yang bekerja hanya bagian tangannya saja. Tapi lain halnya dengan peng-gowes yang bekerja adalah seluruh tubuh yang bisa memacu dan meningkatkan kondisi fisik terutama memperkuat otot jantung, meningkatkan VO2max, dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
Bersepeda memperkuat otot jantung
Selama bersepeda, sebagian besar otot tubuh diaktifkan. Otot-otot kaki bertanggung jawab untuk gerakan mengayuh, perut dan otot punggung menstabilkan tubuh dari pengaruh eksternal, dan bahu-lengan mendukung sistem otot tubuh di setang. Hal ini dapat mengencangkan sistem otot, sehingga kuat dan mampu berfungsi secara efisien. Begitu pun otot jantung, bersepeda sangat ideal untuk melatih otot jantung menjadi lebih kuat yang mana akan menghasilkan lebih sedikit stres jantung. Semua faktor risiko yang menyebabkan serangan jantung berkurang dan bersepeda teratur mengurangi kemungkinan serangan jantung lebih dari 50%.
Kalau dilihat secara ilmu fisiologi tubuh, serangan penyakit jantung bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik seperti olahraga. Namun sebagian besar oleh pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, waktu istirahat yang kurang, dan ditambah oleh stress dalam kehidupan. Serangan jantung mendadak yang menyebabkan kematian terjadi akibat penyempitan pembuluh darah coroner yang membuat jantung tak berfungsi. Penyempitan ini terjadi karena adanya plak pada dinding pembuluh darah yang ke jantung akibat pola makan yang buruk (seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi akan lemak hewani) dan merokok.
Saat berolahraga, tubuh seseorang kekurangan cairan. Akibatnya darah dalam tubuh mengental. Kentalnya darah memicu terjadi penggumpalan darah. Kalau pembuluh darah coroner seseorang baik artinya tidak sempit, pengentalan darah tidak akan menjadi masalah. Ketika olahraga terutama olahraga berat atau seseorang dalam keadaan stress, tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah di coroner juga akan meningkat. Meningkatnya kecepatan aliran darah itu memicu terjadinya gesekan yang dapat mengiris dinding pembuluh darah. Mengakibatkan plak dalam pembuluh darah coroner pecah dan terjadi erosi. Erosi plak yang terjadi akan mendorong penggumpalan darah yang akan menyumbat aliran darah, terutama di katup jantung arteri.
Bila penyumbatan terjadi di pembuluh darah coroner atau katup jantung arteri, otot jantung akan kekurangan oksigen secara tiba-tiba. Akibatnya jantung mengalami kerusakan mendadak dan gagal memompa darah ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen juga terjadi pada aliran darah yang menuju otak. Akibatnya, korban kehilangan kesadaran.
Lain halnya pesepeda yang mempunyai pola makan yang baik, istirahat yang cukup, dan tidak merokok akan mempunyai otot jantung yang kuat, kadungan volume oksigen di paru-paru (VO2) yang banyak, dan pembuluh darah yang baik. Sehingga fungsi system kerja jantung untuk memompa darah yang membawa oksigen (O2) segar ke seluruh tubuh akan bekerja efisien dibandingkan dengan pengguna sepeda motor yang tidak melatih otot jantungnya.
Secara logika justru pengguna sepeda motor yang lebih beresiko terkena serangan jantung, karena otot jantungnya tidak terlatih dan tubuh tidak bisa menangkal polusi udara yang terhirup secara optimal.
MAKA DARI ITU “KEEP GOWES TO YOUR OFFICE”…SEMAAANGAAT….!!!

Tulisan dari teman facebook :
http://www.facebook.com/lukyyoda

Kamis, 21 April 2011

Teruntuk wanita Indonesia dari Kartini

“Mengenai agamaku, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al Qur’an terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar Al Qur’an tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang shaleh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?”
(Surat Kartini kepada sahabatnya, Stella, 6 Nov 1899)

“Dan waktu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al Qur’an, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti apa artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia ini terlalu suci sehinga kami tidak boleh mengerti apa artinya.”
(Surat Kartini kepada sahabatnya, E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902)

“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkan ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?”
(Surat Kartini kepada, Ny. Abendanon, 27 Otober 1902)

“Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi?... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sediri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?”
(Surat Kartini kepada sahabatnya, E.E. Abendanon, 31 Agustus 1903)

“Malaikat yang baik beterbangan di sekeliling saya dan Bapak yang ada di langit membantu saya dalam perjuangan saya dan bapakku yang ada di dunia ini”.
(Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juli 1902)

“Nyonya Van Kol banyak menceritakan kepada kami tentang Yesus yang tuan muliakan itu, tentang rasul-rasul Petrus dan Paulus, dan kami senang mendengar semua itu.”
(Surat Kartini kepada Dr. Andriani, 5 Juli 1902)


Note :
2 surat yang terakhir adalah buah dari usaha Nellie Van Kol (Ny. Van Kol), penulis humanis progresif yang berperan dalam mendangkalkan aqidah Kartini, dia ingin mengkristenkan Kartini namun gagal secara formal.

Jumat, 01 April 2011

Cara Menundukkan Hawa Nafsu

Nafsu adalah dorongan, bersifat netral
  1. Nafsu mutmainnah
  2. Nafsu amarah = hawa nafsu, nafsu amarah yg memperbudak seseorang

Langkah unt menundukkan hawa nafsu :

1. Zuhud thd dunia.
Zuhud is berpaling dari suatu yg disukai yg bersifat duniawi dg sesuatu yg bersifat spiritual.
HR. Imam Tirmidzi : "Zuhudlah terhadap dunia maka allah akan mencintai kamu, zuhudlah pada manusia maka orang akan menyukai kamu."

2. Bersihkan diri dg taubat.
Dosa membuat sensitifitas hati menjadi mati.
Qs. At Tahrim : 8

3. Jauhkan diri dari perbuatan dosa.
Qs. Al maidah : 9


Type pendosa :
  • Orang yg suka meremehkan dosa. Sabda Rasul, "Janganlah kamu meremehkan dosa karena itu akan mencelakakan kamu." (HR. Tabrani, Baihaqi).
  • Suka menunda taubat. Qs. Al Munafiqun : 10 - 11
  • Rutin melakukan dosa dan baru berhenti setelah dalam kesulitan. Qs. 41:514
  • Putus asa dg pertolongan Allah hingga kepalang basah. Qs. Az zumar 53
  • Sadar akan dosa dan yakin akan ampunan Allah shg bersungguh2 dalam bertaubat. Qs. At Tahrim : 8


4. Merasa ridha dg pemberian Allah.
Keridhaan muncul setelah ikhtiar.
Qs. Ibrahim : 34

5. Sabar menghadapi berbagai ujian
  • Sabar dalam menerima ketetapan Allah
  • Sabar menghadapi berbagai karakter orang
  • Sabar menghadapi dorongan nafsu buruk
  • Sabar dalam beribadah
  • Sabar dalam mengahadpi kesulitan hidup

6. Selalu bertawakkal kpd Allah
  • Ihtiar
  • Doa
  • Syukur
  • Sabar


Hegarmanah No.10, 31 Maret 2011

Senin, 10 Januari 2011

Live Streaming

Buat yang hobby ngedengerin radio, berikut beberapa Channel yang bisa didengering secara Live Streaming.

Untuk mengaksesnya silahkan menggunakan Program Winamp, daro menu File --> Play URL

Percikan Iman (Pengajian tiap jam 05.30 atau Minggu pagi Jam 7-30 s/d 10.00) oleh Ust. Aam Amiruddin
http://119.110.87.62:7910

Trax FM Jakarta (101.4 fm)
mms://119.235.24.82/video (Streaming dengan Video)
mms://traxonsky.com/trax1 (Streaming Suara)

RASE FM Bandung (102.3 fm)
http://rase-fm.simaya.net.id:8200/

99ERS Bandung (100 fm)
http://99ers-fm.simaya.net.id:8700/

OZ RADIO Bandung (103.1 fm)
http://oz-fm.simaya.net.id:1130/

MGT Bandung (101.1 fm)
http://mgt-fm.simaya.net.id:8600/

DAHLIA FM Bandung (101.5 fm)
http://dahlia-fm.simaya.net.id:1060/

RAMA Bandung (104.7 fm)
http://rama-fm.simaya.net.id:8800/

CBL Bandung (91.7 fm)
http://cbl-fm.simaya.net.id:1120/

Radio B Bandung (95,6 fm)
http://210.210.165.69:8000/

Ardan FM Bandung (105,9 fm)
http://202.138.229.74:8000/